Sebuah Renungan: Kawah Ijen Terbakar (lagi)

Renungan Diantara Jelaga

Pemandangan serba hitam tampak ketika melintasi areal perbukitan disekitar kawasan kawah ijen. Entah apa yang membuatku tertarik untuk menepi sejenak dan mengambil beberapa gambar keadaan perbukitan yang biasanya tampak kekuningan khas warna ilalang yang 'dehidrasi' di musim kemarau itu.
Menyakitkan dan menyedihkan memang. Tetapi apa mau dikata inilah yang tengah terjadi. Sebagian besar ilalang-ilalang itu telah ber'metamorfosis' menjadi timbunan jelaga. Tidak habis pikir, siapa dan mengapa? Atau memang hanya salah satu peristiwa alam yang harus terjadi sesuai dengan kehendakNya.

Jikalau memang perubahan tersebut adalah suratan, apa mau dikata? Akan tetapi apabila itu semua hanya karena ulah salah satu oknum untuk sebuah tujuan komersialisasi. Menjadi berbeda tentunya

Jikalau memang perubahan tersebut adalah suratan, apa mau dikata? Akan tetapi apabila itu semua hanya karena ulah salah satu oknum untuk sebuah tujuan komersialisasi. Menjadi berbeda tentunya.
Disini saya tidak akan menggunjing, mem-bully, mengutuk atau menghakimi 'oknum' tersebut. Saya hanya ingin berbagi tentang apa yang ada dalam pemikiran saya tentang ini semua.
Bahwa terbakarnya (tidak menulis dibakar, karena saya tidak punya dasar untuk itu) bukit-bukit dikawasan ijen itu akan memiliki dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan kehidupan di areal tersebut.
Hewan-hewan kecil yang bersarang di areal itu akan kehilangan sarang tempat tinggal mereka, bahkan bisa saja kehilangan anak-anak mereka.

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah..."

QS As-Shad (38:27)

Puluhan, mungkin ratusan burung dan hewan kecil lainnya menderita akibat kejadian ini. Memang hal itu tidak akan berdampak langsung kepada manusia. Akan tetapi, lambat laun, entah kapan? Saya yakin hal itu akan berdampak bagi kehidupan kita. Bukankah Allah telah  berfirman didalam al-Quran QS As-Shad (38:27) "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah..." menjadi rujukan yang jelas bahwa semuanya akan memiliki keterkaitan antara ciptaan yang satu dan yang lainnya.
Saya dapat mengatakan bahwa kebakaran dikawasan Ijen tidaklah berdampak besar terhadap masyarakat sebagaimana terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Akan tetapi, kita semua memahami bahwa besar itu ada karena kecil. Maka, sudah barang tentu kita tidak bisa menyepelekan ini. Belajar dari pengalaman saudara-saudara kita yang harus menderita karena hak azasi yang paling azasi yaitu, hidup, menjadi terancam karena hal ini. Kita harus peka dan turut peduli akan hal-hal seperti ini.
Tidak untuk mencari siapa yang benar atau siapa yang salah. Semua ini hanya bertujuan untuk sedikit memahami apa dan bagaimana pola pikir orang lain. Karena terkadang kita menjadi buta hati ketika hanya terpaku kepada sudut pandang kita sendiri. 

Melakukan yang terbaik untuk kita tanpa mengganggu orang maupun makhluk lain akan terasa lebih menyenangkan dan menenangkan.

Melakukan yang terbaik untuk kita tanpa mengganggu orang maupun makhluk lain akan terasa lebih menyenangkan dan menenangkan.
Semoga kejadian ini tidak terulang dan bukan sebuah agenda tahunan yang akan datang menemani sang musim kemarau.
Banyuwangi, 9 Oktober 2015
Ditulis menggunakan android untuk pertamakalinya.


Previous
Next Post »